PROSES PENGANGKATAN PENGGANTI JABATAN GUBERNUR DI DALAM PASAL 201 UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DALAM PERSPEKTIF PASAL 18 AYAT (4) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Iqbal, Rifanda Sugiharta (2024) PROSES PENGANGKATAN PENGGANTI JABATAN GUBERNUR DI DALAM PASAL 201 UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DALAM PERSPEKTIF PASAL 18 AYAT (4) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Jember.

[img] Text
1. PENDAHULUAN.pdf

Download (613kB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (394kB)
[img] Text
3. BAB I.pdf

Download (561kB)
[img] Text
4. BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (523kB) | Request a copy
[img] Text
5. BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (411kB) | Request a copy
[img] Text
6. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (376kB) | Request a copy
[img] Text
7. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (398kB)

Abstract

Latar belakang pengisian kekosongan jabatan Gubernur adanya dampak pemilu serentak 2024. Terkait pengisian kekosongan jabatan di atur dalam Pasal 201 ayat (10) undang-undang No. 10 Tahun 2016 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang menyatakan : “untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur, diangkat penjabat Gubernur yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi madya sampai dengan pelantikan Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Adanya Undang- Undang No. 10 tahun 2016 yang diatur lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.4 tahun 2023 yang menyatakan Pengusulan Penjabat Gubernur dilakukan oleh: a. Menteri; dan b. DPRD melalui ketua DPRD Provinsi, sedangkan Pasal 9 ayat (1) mengenai Pengusulan Penjabat Bupati dan Penjabat Walikota dilakukan oleh: a. Menteri; b. Gubernur; dan c. DPRD melalui ketua DPRD Kabupaten/Kota. Pemilihan penjabat Gubernur, yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pemerintahan di tengah kosongnya jabatan Gubernur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengangkatan pengganti jabatan gubernur sesuai dengan konsep demokrasi di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Perundang-Undangan dan Pendekatan Konseptual. Jenis penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengisian kekosongan jabatan gubernur dipilih melalui Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi melalui ketua DPRD Provinsi. Tanpa memperhatikan partisipasi masyarakat dapat mengakibatkan berbagai masalah yang serius. Beberapa dampak yang mungkin timbul antara lain; Penghidupan Kembali Peran Dwi Fungsi ABRI, Diharmonisasi Antara Penyelenggara Pemerintah Daerah, Bertentangan dengan Prinsip Otonomi Daerah dan Demokrasi. Bahwa proses penunjukan penjabat kepala daerah dilakukan dengan transparan, akuntabel, dan melibatkan partisipasi masyarakat serta mengikuti prinsip-prinsip demokrasi dan otonomi daerah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Demokrasi, Penjabat Gubenur, Pemilu
Subjects: 300 Social Science > 303 Social Process
Divisions: Faculty of Law > Department of Law Science (S1)
Department: S1 Ilmu Hukum
Depositing User: Iqbal Rifanda Sugiharta
Contributors:
ContributionContributor NameNIDN/NIDK
Thesis advisorIcha, Cahyaning FitriNIDN07069001
Contact Email Address: iqbalrifandas@gmailcom
Date Deposited: 08 May 2024 01:17
Last Modified: 08 May 2024 01:17
URI: http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/20824

Actions (login required)

View Item View Item