Dokumen (Kajian Sistem Distribusi Air Bersih untuk Bangunan Bertingkat dengan Metode Epanet (Studi KASUS : Kampus B Politeknik Negeri Jember))

Salim, Noor (2017) Dokumen (Kajian Sistem Distribusi Air Bersih untuk Bangunan Bertingkat dengan Metode Epanet (Studi KASUS : Kampus B Politeknik Negeri Jember)). Prosiding SENSEI 2017.

[img] Text
16. Kajian Sistem Distribusi Air Bersih untik Bangunan Bertingkat dengan Metode Epanet.pdf

Download (5MB)

Abstract

Didalam lingkungan Politeknik Negeri Jember terdapat 19 gedung dan 16 sumur dan hampir semua gedung mempunyai sumur untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Untuk bermacam-macam kebutuhan, maka dari itu banyak melakukan kajian distribusi air bersih di Kampus B Politeknik Negeri Jember atau yang dikenal dengan nama Gedung Politeknik Kesehatan Negeri Jember, membutuhkan air bersih untuk berbagai macam kebutuhan. Dimana Kampus B Politeknik Negeri Jember tahun 2013-2014 masih dalam tahapan pengerjaan fisik pembangunan. Kampus B Politeknik Negeri Jember ini dalam desain disebut Gedung Politeknik Kesehatan Negeri Jember. Dalam hal ini, jumlah mahasiswa/pengguna yang akan menempati Kampus B menjadi acuan untuk merencanakan penyediaan air dimasa mendatang. Kajian sistem distribusi air bersih ini, akan menggunakan software Epanet Versi 2.0 untuk mempermudah dalam perhitungannya. Kajian Sistem Distribusi Air bersih Untuk Kampus B Politeknik Negeri Jember Dengan Metode Epanet ini dalam perhitungan pertumbuhan mahasiswa dan karyawan untuk 10 tahun mendatang menggunakan metode geometrik dan 10 tahun mendatang di mulai dari tahun 2013 sampai 2023 dengan jumlah mahasiswa dan karyawan di tahun 2013 sebanyak 1355 dan di tahun perencanaan (2023) sebanyak 7443 orang. Dari perhitungan kebutuhan air bersih tiap titik simpul diketahui 0,087 liter/detik. Kebutuhan air bersih 0,087 liter / detik dimasukkan kedalam program epanet versi 2.0. Dari hasil simulasi dengan program epanet versi 2.0 diperoleh hasil kecepatan aliran (Velocity) paling rendah 0,28 m/s dan paling besar 0,83 m/s. Sedangkan untuk tekanan diperoleh 8,39 mH20 paling rendah dan 21,56 mH20 paling tinggi. Dari perolehan kecepatan di atas memenuhi syarat karena di dalam ketentuan epanet kecepatan harus diatas 0,1 m/s dan tekanan tidak boleh .lebih dari 10 m H20. Perubahan diameter pipa, elevasi atau penambahan katup merupakan solusi jika pada simulasi epanet terjadi negatif pressure.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Epanet, Diameter Pipa, Katup, Elevasi.
Subjects: 600 Technology and Applied Science
600 Technology and Applied Science > 620 Engineering > 624 Civil Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering (S1)
Depositing User: Noor Salim
Date Deposited: 26 Nov 2019 02:16
Last Modified: 26 Nov 2019 02:16
URI: http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/2903

Actions (login required)

View Item View Item