(Peer Review) Partisipasi Petani dalam Budidaya Padi Organik
Hadi, Syamsul and Prayuginingsih, Henik and Akhmadi, Arief Noor (2018) (Peer Review) Partisipasi Petani dalam Budidaya Padi Organik. CV Pustaka Abadi Jember.
![]() |
Text
34. Peer Reviewer-Buku Referensi Partisipasi Petani.pdf Download (304kB) |
Abstract
Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan
kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan
dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi trend baru
meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia
sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi
dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik adalah teknik budidaya
pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan
utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman
bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian
telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut
aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah
lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dunia meningkat pesat. Potensi penerapan pertanian organik di Indonesia sangat terbuka
lebar. Hal ini ditunjukkan bahwa luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar.
Sejalan dengan potensi penerapan sistem pertanian organik di Indonesia sangatlah terbukan lebar,
makaseiring dengan rusaknya lahan pertanian akibat penerapan metode Revolusi Hijau sudah saatnya kita
harus berputar arah kembali untuk menerapkan pertanian modern yang berbasis penguatan ekologis
(Biodiversitas), ekonomis dan sosial melalui penerapan sistem pertanian organik yang dapat mengembalikan
kesuburan lahan pertanian secara perlahan tapi pasti. Hal ini sesuai dengan pendapat Baharsjah (2014)
bahwa terpuruknya pembangunan pertanian Indonesia dewasa ini dapat dikatakan bertolak belakang dengan
periode 1965 – 1985, sehingga perlu menerapkan Ekonomi Biru terhadap pembangunan di bidang pertanian.
Sistem pertanian organik dapat diartikan kembalinya sisitem pertanian berbasis alamiah (nature) tanpa ada
unsur-unsur kimia (bahan-bahan sintesis) dalam pengelolaan usahataninya. Pertanian organik juga dapat
dimaknai sebagai pengembalian karbon ke alam atas hilangnya akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang
berlebihan dan tekanan polusi yang masif
dan berlangsung lama yang terjadi dalam sebuah ekosistem.
Ironisnya kondisi tersebut terjadai pada ekosistem lainnya sehingga menyebabkan telah terjadinya global
farming yang berimpikasi lanjut pada mencairnya es di belahan kutub. Sehingga boleh dikatakan bahwa
kerusakan lingkungan ini telah menimpa pada hampir seluruh ekosistem yang ada hingga hendak mencapai
Biosfere.
Beberapa hasil penelitian yang telah ditemukan menyimpulkan beberapa hal, yaitu: 1) Peran kelompok
tani dalam mendorong anggotanya untuk menerapkan budidaya padi organik pada lahan usahataninya pada
beberapa bentuk kegiatan diantaranya terbanyak (52%) adalah berupa penyuluhan tentang budidaya padi
organik dan sistem pertanian berkelanjutan serta praktek langsung. Tingkat keberhasilan peran kelompok tani
antara penilaian pengurus dengan anggotanya memiliki capaian yang berbeda, dimana menurut anggota
kelompok tani tingkat keberhasilan peran lembaga rata-rata 57,33%, sedangkan menurut pengurus hanya
mencapai 53,20%. Namun demikian secara statistik pada taraf nyata a = 10% perbedaan tersebut tidak
signifikan. 2) tingkat keberhasilan peran kelompok tani antara pengurus dengan anggotanya, dimana menurut
anggota kelompok tani tingkat keberhasilan peran lembaga rata-rata 57,33%, sedangkan menurut pengurus
lembaga hanya mencapai 53,20%. Namun demikian kondisi perbedaan penilaian ini cukup kontradiktif
meskipun setelah diuji secara statistik pada taraf nyata a = 10% hansilnya tidak signifikan, 3) Rata-rata respon
ketiga responden petani terhadap penerapan usahatani padi organik di daerah penelitian tergolong cukup
kuat dengan rata-rata nilai skor 68,08 (kisaran nilai skor: 69 – 84). Tetapi jika dibedakan antara ketiga jenis
kelompok responden, maka rata-rata respon pengurus kelompok tani terhadap usahatani padi organik
tergolong kuat (total skor 74.72), respon responden anggota kelompok tani padi organik tergolong kuat
dengan total skor 73.07, dan respon responden petani padi konvensional tergolong cukup kuat – lemah
dengan rata-rata skor 56,47 (kisaran nilai skor: 53 – 68). Selanjutnya secara keseluruhan tingkat partisipasi
petani terhadap budidaya padi organik tergolong tinggi (43,77) dengan kisaran 1 – 57 atau secara persentase
mencapai 76,79%. Namun jika diuraikan pada aspek partisipasi, maka tingkat partisipasi pada perencanaan
paling tinggi dibandingkan dengan aspek pelaksanaan dan evaluasi.
[error in script]
Item Type: | Peer Review |
---|---|
Subjects: | 600 Technology and Applied Science > 630 Farm, Farming |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agribusiness (S1) |
Depositing User: | Syamsul Hadi | syamsul.hadi@unmuhjember.ac.id |
Date Deposited: | 07 Nov 2019 01:50 |
Last Modified: | 07 Nov 2019 01:50 |
URI: | http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/2654 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |