Septianing Ratri, Eka (2017) Ekstrak Putri Malu (Mimosa Pudica L.) Sebagai Fungisida Nabati pada Antraknosa Cabai yang disebabkan Jamur Colletotrichum Sp. Secara In Vitro. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER.
|
Text
ARTIKEL.pdf Download (399kB) | Preview |
|
|
Text
PENDAHULUAN.pdf Download (247kB) | Preview |
|
|
Text
INTISARI.pdf Download (132kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (115kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (122kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (206kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (506kB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (105kB) |
Abstract
Cabai merah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang cukup penting di Indonesia. Produksi cabai merah di Jawa Timur cenderung menurun (2009-2010) berturut-turut 4,11 ton/ha dan 3,70 ton/ha. Rendahnya produksi cabai diakibatkan oleh adanya gangguan hama dan penyakit. Penyakit yang sering terdapat pada pertanaman cabai adalah penyakit antraknosa (patek). Selama ini pengendalian penyakit antraknosa masih bertumpu pada penggunaan fungisida. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengendalian penyakit tanaman dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tidak berbahaya, seperti menggunakan ekstrak putri malu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak putri malu yang optimal dapat menghambat jamur Colletotrichum sp. secara in vitro pada media PDA dan in vivo pada buah cabai merah. Penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode pertama uji daya hambat ekstrak putri malu pada Collectotrichum sp. secara in vitro pada media PDA yang dicampur dengan ekstrak akar putri malu dengan konsentrasi 0%, 30%, 60% dan 90% (masing-masing diulang 6 kali). Metode kedua uji daya hambat pada buah cabai. Pada tahap ini, buah cabai di rendam kedalam ekstrak putri malu dengan perlakuan kontrol, ekstrak akar putri malu 30%, 60% dan 90% selama 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak putri malu dengan konsentrasi 90% mempunyai persentase daya hambat paling tinggi yaitu 28,01% dan kerapatan spora terendah (4,44×〖10〗^6 spora/ml) . Ekstrak akar putri malu dengan konsentrasi 90% juga dapat menghambat gejala antraknosa pada buah cabai dengan kejadian penyakit 0% dan memperlambat masa inkubasi menjadi 12 hari.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mimosa pudica, antraknosa, Colletotrichum sp. | |||||||||
Subjects: | 600 Technology and Applied Science > 630 Farm, Farming 600 Technology and Applied Science > 630 Farm, Farming > 631 Specific Techniques of 600 Technology and Applied Science > 630 Farm, Farming > 633 Field and Plantation Crops 600 Technology and Applied Science > 630 Farm, Farming > 635 Garden Crops, Horticulture, Vegetables |
|||||||||
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agrotechnology (S1) | |||||||||
Department: | ["eprint_fieldopt_department_KODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI" not defined] | |||||||||
Depositing User: | Rudi Setiawan | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Date Deposited: | 24 Apr 2019 01:55 | |||||||||
Last Modified: | 05 Sep 2019 10:58 | |||||||||
URI: | http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/1615 |
Actions (login required)
View Item |