Saniyah, Fatiha Za'imatus (2023) Penurunan Depresi pada Lansia dengan Senam Ritmik di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Jember.
Text
1. PENDAHULUAN.pdf Download (1MB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (497kB) |
|
Text
3. BAB I.pdf Download (385kB) |
|
Text
4. BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (482kB) |
|
Text
5. BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (367kB) |
|
Text
6. BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (399kB) |
|
Text
7. BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (448kB) |
|
Text
8. BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (456kB) |
|
Text
9. BAB VII.pdf Restricted to Repository staff only Download (365kB) |
|
Text
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (496kB) |
|
Text
11. LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
12. ARTIKEL.pdf Restricted to Repository staff only until 2028. Download (552kB) |
Abstract
DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf00000 Penurunan Depresi pada Lansia dengan Senam Ritmik di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Fatiha Za’imatus Saniyah Fakultas Ilmu Keperawatan, Nama Universitas Muhammadiyah Jember; zaimatusfatiha@gmail.com M.Ali Hamid Fakultas Ilmu Keperawatan, Nama Universitas Muhammadiyah Jember; malihamid@unmuhjember.ac.id Zuhrotul Eka Yulis Fakultas Ilmu Keperawatan, Nama Universitas Muhammadiyah Jember; zuhrotuleka@unmuhjember.ac.id ABSTRACT Background: The increasing age, the greater the risk of experiencing depression. This is due to physiological processes, besides that it is also caused by the social environment, physical limitations, health problems. One of the interventions that can be given to overcome these problems is physical exercise. Purpose: The aim of this study was to determine the effect of rhythmic gymnastics on reducing the level of depression in the elderly at Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. Design: The research design used is a pre-experimental study with a one-group pretest and posttest design. The sampling technique used was purposive sampling with a population of 50 elderly, a sample of 30 elderly, this study used the Wilcoxon test. Results: Based on the statistical test results, it is known that the p value is 0.003 where α ≤ 0.05 so that H1 is accepted, which means that there is an influence between rhythmic gymnastics on reducing depression in the elderly. Conclusion: The level of depression in the elderly after being given rhythmic gymnastics treatment decreases so that physical exercise can reduce depression in the elderly. Keywords: Depression, Elderly, Rhythmic gymnastics. ABSTRAK Latar belakang: Semakin meningkatnya usia maka semakin beresiko mengalami depresi. Hal ini disebabkan karena proses fisiologis, selain itu juga disebabkan karena lingkungan sosial, keterbatasan fisik, masalah Kesehatan. Salah satu intervensi yang bisa diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan Latihan fisik. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam ritmik terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. Desain: Desain penelitian yang di gunakan ini merupakan studi dengan pre eksperimental dengan rancangan one grup pretest dan posttest. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan jumlah populasi 50 lansia, sampel 30 lansia, penelitian ini menggunakan uji wilcoxon. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p value 0,003 dimana α ≤ 0,05 sehingga H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara senam ritmik terhadap penurunan depresi lansia. Kesimpulan: Tingkat depresi lansia sesudah diberikan perlakuan senam ritmik menurun sehingga Latihan fisik dapat menurunkan depresi pada lansia. Kata kunci: Depresi, Lansia, Senam ritmik. PENDAHULUAN Latar Belakang Proses penuaan merupakan siklus hidup ditandai dengan menurunnya berbagai fungsi organ dengan adanya perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan sistem organ seiring dengan pertambahan usia (Tatontos, 2019). Peningkatan angka harapan hidup menyebabkan jumlah golongan lanjut usia (lansia) makin meningkat dari segi degenerative baik segi fisik maupun segi mental. Menurut Riskesdas 2018, menunjukkan gangguan depresi sudah terjadi sejak rentang usia remaja 15-24 tahun, dengan prevelensi 6,2%. Pola prevelensi depresi semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia, tertinggi pada usia 75+ tahun sebesar 8,9%, usia 65-74 tahun sebesar 8,0% dan usia 55-64 tahun sebesar 6,5%. Riset kesehatan dasar 2018 juga menunjukkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk di Indonesia berusia 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Depresi menurut WHO (World Health Organizations) merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah. Masalah ini dapat akut atau kronik dan dapat menyebabkan gangguan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari. Pada kasus parah depresi dapat menyebabkan bunuh diri. Sekitar 80% lansia depresi yang menjalani pengobatan dapat sembuh sempurna dan menikmati kehidupan mereka, akan tetapi 90% mereka yang depresi mengabaikan dan menolak pengobatan gangguan mental tersebut. Depresi pada lansia sering tidak terdeteksi dalam populasi lansia depresi bervariasi, dalam populasi lansia depresi bervariasi sekitar 19-94%, tergantung kemampuan dokter. Pada depresi ringan dan sedang, psikoterapi merupakan tata laksana yang sering dilakukan dan berhasil. Akan tetapi , pada kasus tertentu atau pada depresi berat, psikoterapi saja tidak cukup, diperlukan famakoterapi (Sani, 2018). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang telah didapatkan sebanyak 50 lansia. Lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang yang mengalami depresi dan diukur menggunakan alat ukur Geriatric Depression scale (GDS) yaitu sebanyak 30 lansia . Saat ini telah diketahui beberapa faktor penyebab depresi, seperti faktor genetik, biokimia, lingkungam dan psikologis. Saat ini penyebab depresi yang banyak diteliti dan dijadikan dasar pengobatan adalah abdorminalis monoamine yang merupakan neurotransmitter otak. Sekitar tiga puluh neurotransmitter telah diketahui dan tiga diantarannya mempengaruhi terjadinya depresi yaitu serotonin, norepinefrin dan dopamine. Ketiga monoamine tersebut cepat dimetabolisme sehingga pengukuran yang dapat dilakukan pada penderita depresi dengan mengukur metabolit utama di cairan serebrospinal yaitu 5- hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) dari serotonin, 3- Methoxy-4-Hydroxyphenyl Glycol (MHPG) dari neropinefrin, dan Homovanilic Acid (HVA) dari dopamin. Pada penderita depresi kadar metabolit tersebut lebih rendah bermakna dibandingkan yang tidak depresi. Risiko lansia mengalami depresi salah satunya yaitu merasa kesepian akibat lingkungan sosial yang semakin kecil akibat perpindahan tempat tinggal, ketakutan akan kematian yang akan terjadi serta kecemasan tentang masalah keuangan atau masalah kesehatan, serta keterbatasan fisik pada aktivitas sehari-hari ( Sani, 2018). Menurut Khan (2018) Latihan fisik dapat memberikan efek kebugaran, ketenangann dan peningkatan mood sehingga baik untuk pengobatan efektif pada penurunan depresi. Selain itu Latihan fisik dapat menghasilkan efek positif pada depresi terkait masalah fisik dan penuruan kognitif. Selain itu menurut Suharno (2019) terapi musik dapat menurunkan depresi karena memliliki kekuatan untuk memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional dan spiritual pasien. Selain itu bisa juga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya depresi dimasa yang akan datang. Apabila seseorang yang melakukan senam ritmik, maka peredaran darah akan lancar dan akan meningkatkan volume darah. Sehingga terbentuk hormon endorfin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang dan dapat menurunkan tingkat depresi. Aktifitas olahraga senam ritmik dapat membantu tubuh agar tetap segar karena melatih tulang tetap kuat serta dapat mendorong jantung bekerja optimal, kemudian senam ritmik menjadi salah satu cara untuk menurunkan tingkat depresi. Pada saat melalukan senam ritmik hipotalamus akan mengalami peningkatan ß- endorphin dalam darah sehingga dapat meningkatkan aliran darah menuju otak sehingga dapat mengurangi nyeri, cemas, depresi serta perasaan letih. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan penelitian lebih mendalam mengenai pengaruh senam ritmik terhadap penurunan depresi pada lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. METODE Desain penelitian yang di gunakan ini merupakan studi dengan quasi eksperimental dengan rancangan one grup pretest dan posttest. Rancangan ini tidak ada kelompok control. Jenis penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan pretest terlebih dahulu sebelum intervensi lalu diberikan post-test setelah melakukan intervensi. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 30 lansia yang tinggal Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. HASIL Penelitian ini di lakukan pada tanggal 12 Desember sampai 14 Desember 2022 di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Berdasarkan data dari 30 orang responden didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Umur Jumlah (orang) Persentase (%) 60-70 tahun 21 70 71-80 tahun 9 30 81-90 tahun 0 0 91-100 tahun 0 0 Total 30 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang berumur 60-70 tahun sebanyak 70%. 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-laki 14 46.7 Perempuan 16 53.3 Total 30 100 Merujuk pada tabel diatas lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang sebagian besar adalah perempuan dengan persentase sebesar 53.3%. 3. Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak Sekolah 4 13.3 SD 8 26.7 SMP 15 50 SMA 3 10 Perguruan Tinggi 0 0 Total 30 100 Berdasarkan tabel diatas sebagian besar pendidikan responden lansia di Griya Lansia Gerbang adalah SMP sebanyak 15 responden dengan persentase 50%. 4. Karakteristik responden berdasarkan Riwayat kesehatan Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Kesehatan Lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Riwayat Kesehatan Jumlah (orang) Persentase (%) Hipotensi 9 30 Hipertensi 16 53.3 Diabetes Melitus 2 6.7 Tidak ada 3 10 Total 30 100 Merujuk dari tabel diatas dapat dilihat bahwa riwayat kesehatan responden di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang sebagian besar mengalami hipertensi sebanyak 16 responden dengan persentase 53.3%. 5. Tingkat depresi sebelum dilakukan senam ritmik Tabel 5 Tingkat Depresi Sebelum Dilakukan Senam Ritmik Depresi Jumlah (orang) Presentase (%) Ringan 20 66.7 Sedang 9 30 Berat 1 3.3 Total 30 100 Memperhatikan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat depresi lansia sebelum dilakukan senam ritmik sebagian besar depresi ringan sebanyak 20 orang dengan presentase 66.7%. 6. Tingkat depresi setelah dilakukan senam ritmik Tabel 6 Tingkat Depresi Setelah Dilakukan Senam Ritmik Depresi Jumlah (orang) Presentase (%) Ringan 28 93.3 Sedang 2 6.7 Berat 0 0 Total 30 100 Jika diperhatikan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat depresi lansia setelah dilakukan senam ritmik sebagian besar depresi ringan sebanyak 28 orang dengan presentase 93.3%. 7. Pengaruh senam ritmik terhadap penurunan tangkat depresi lansia di Griya Gerbang Mas Lumajang Tabel 7Analisa Data Pengaruh Senam Ritmim Terhadap Penurunan Depresi Lansia Pre Test – Post Test Senam Ritmik Z -3.00 Asymp. Sig. (2.tailed) P value: 0.003 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p value 0,003 dimana α ≤ 0,05 sehingga H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara senam ritmik terhadap penurunan depresi lansia di Griya Gerbang Mas Lumajang PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p value 0,003 dimana α ≤ 0,05 sehingga H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara senam ritmik terhadap penurunan depresi lansia di Griya Gerbang Mas Lumajang. Perubahan dapat dilihat tingkat depresi sebelum diberikan intervensi senam ritmik yaitu depresi ringan sebanyak 20 orang, depresi sedang 9 dan depresi berat 1 orang. Setelah diberikan intervensi senam ritmik tingkat depresi pada lansia menurun menjadi depresi ringan sebanyak 28 orang dan depresi sedang sebanyak 2 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Kowel et al,2016) dengan hasil Penelitian dengan intervensi Senam Lansia selama 8 minggu ini didapatkan bahwa Senam Lansia secara signifikan dan berkorelasi positif sedang dengan penurunan derajat depresi lansia (r = 0,594; p < 0,05). Selain itu, Senam Lansia mempunyai dampak positif pada Activities of Daily Living (ADL) seperti peningkatan mobilitas dan nafsu makan, penurunan kelelahan otot, dan perasaan senang, sehat, segar dan bugar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ramli, 2021) menyatakan bahwa secara kuantitatif didapatkan adanya pengaruh positif sedang dan signifikan antara senam lansia terhadap derajat depresi lansia. Senam lansia juga berpengaruh terhadap derajat depresi lansia, di mana terdapat berbagai hal positif yang didapatkan seperti responden merasa senang, badan menjadi lebih sehat, segar, bugar. Aktivitas fisik mempunyai dampak pada kesehatan mental lewat mekanisme fisiologis dan psikologis, seperti meningkatkan sintesis dan pelepasan faktor neuro-tropik,sam baiknya dalam meningkatkan fungsi kognitif angio-genesis, neurogenesis dan plastisitas. Lebih lanjut, beberapa studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kontak sosial, kualitas hidup dan harga diri. Ini akan berdampak pada kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Silveira, 2013). Aktivitas fisik juga dapat menjauhkan individu terhadap pikiran terdepresi dan meningkatkan keberhasilan penanganan depresi. Masukan positif dari orang lain, kontak sosial dan peningkatan kepercayaan diri dapat memperbaiki rasa harga diri. Efek biologis yang didapatkan dari latihan fisik yaitu perubahan pada kadar endorfin dan monoamin yang juga terlihat pada pasien yang menggunakan obat anti- depresan. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar lansia mengalami hipertensi dengan persentase 53,3% sebanyak 16 orang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan (Murharyati, 2021) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam lansia terhadap tingkat depresi lansia penderita hipertensi. Penelitian tersebut memaparkan bahwa Beberapa gangguan fisik seringkali memperberat depresi pada lansia atau bisa menjadikan penyebab lansia menjadi depresi. Gangguan fisik yang seringkali terjadi pada lansia diantaranya adalah hipertensi. KESIMPULAN Tingkat depresi lansia sebelum diberikan perlakuan senam ritmik di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang Sebagian besar terdapat depresi ringan dan depresi sedang. Tingkat depresi lansia sesudah diberikan perlakuan senam ritmik di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang tidak ada depresi berat dan mengalami penurunan pada depresi sedang. Ada pengaruh senam ritmik terhadap penurunan depresi pada lansia di Griya Lansia Gerbang Mas Lumajang. DAFTAR PUSTAKA Akbar, M. A., & Budianto, Y. (2022). Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia Di Masa Pandemi Covid-19. Cendekia Medika Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja, 7(1), 84–91. https://doi.org/10.52235/cendekiamedika.v7i1.103 Aryawangsa, A. A. N., & Putu Ariastuti, N. L. (2018). Prevalensi Dan Distribusi Faktor Risiko Depresi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali 2015. Intisari Sains Medis, 7(1), 12. https://doi.org/10.15562/ism.v7i1.7 Avelina, Y., Baba, W. N., & Pora, Y. D. (2022). Pengaruh Terapi Life Review Terhadap Penurunan Depresi Di Seksi Kesejahteraan Sosial Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Sebatik, 26(1), 277–283. Dewi Wulandari, & Estiningtyas. (2020). Gambaran Kejadian Depresi Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 10(1), 11–17. https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.842 Fitriana, F., & Khairani. (2018). Karakteristik Dan Tingkat Depresi Pasien Penyakit Jantung Lanjut Usia. Idea Nursing Journal, IX(2), 7–13. 2087-2879 Vol. IX No. 2 2018 Hadi, I., Wijayati, F., Usman, R. D., & Rosyanti, L. (2017). Gangguan Depresi Mayor: Mini Review. Health Information : Jurnal Penelitian, 9(1), 34–49. https://doi.org/10.36990/hijp.v9i1.102 Hendry. (2018). Gangguan Depresi pada Lanjut Usia, Cermin Dunia Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran, 40(11), 815–819. Kowel, R., Wungouw, H. I. S., & Doda, V. D. (2019). Pengaruh senam lansia terhadap derajat depresi pada lansia di panti werda. Jurnal E-Biomedik, 4(1). https://doi.org/10.35790/ebm.4.1.2016.10823 Livana, P., Susanti, Y., Darwati, L. E., & Anggraeni, R. (2018). Gambaran Tingkat Depresi Lansia. Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran IlMiah, 4(4), 80–93. Manurung, L. K. (2019). Efektivitas Pemberian Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Stres Usia Lanjut Di Panti Sosial Tresna Werdha Batusangkar. Menara Ilmu, XIII(2), 102–114. Murtiyani, N., Lestari, Y. A., Suidah, H., & Okhfarisi, H. R. (2018). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Depresi Pada Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan, Lamongan. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 7(1), 23–30. https://doi.org/10.36720/nhjk.v7i1.29 Novayanti, P. E., Adi, M. S., & Widyastuti, R. H. (2020). Tingkat Depresi Lansia yang Tinggal di Panti Sosial. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(2), 117. https://doi.org/10.26714/jkj.8.2.2020.117-122 Pesik, C. B. J., Bidjuni, H., & Kristamuliana, N. (2021). Dampak Psikologi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Bagi Masyarakat Di Kelurahan Peleloan Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Jurnal Keperawatan, 9(2), 7. https://doi.org/10.35790/jkp.v9i2.36776 Publikasi, N., & Irmayanti, A. (2021). Pengaruh senam lansia terhadap tingkat kecemasan pada lansia : Narrative review program studi fisioterapi di fakultas ilmu kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta pengaruh senam lansia terhadap tingkat kecemasan pada lansia. Sinaga, M. R. E. (2020). The Effectiveness of the Intervention Depression in the Elderly: A Systematic Review. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(4), 529. https://doi.org/10.26714/jkj.8.4.2020.529-540 Sulistyorini, W., & Sabarisman, M. (2018). Depresi : Suatu Tinjauan Psikologis. Sosio Informa, 3(2), 153–164. Tegawati, L. M., Karini, S. M., & Widya, R. (2009). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Orang Lanjut Usia. Jurnal Psikologi, 1(2), 36–45.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Subjects: | 600 Technology and Applied Science > 610 Medicine and Health > 613 Personal Health, Hygiene | |||||||||
Divisions: | Faculty of Health > Department of Nursing Science (S1) | |||||||||
Department: | S1 Ilmu Keperawatan | |||||||||
Depositing User: | Fatiha Za'imatus Saniyah | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Date Deposited: | 28 Feb 2023 04:17 | |||||||||
Last Modified: | 28 Feb 2023 04:17 | |||||||||
URI: | http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/16530 |
Actions (login required)
View Item |